Friday, 22 April 2016

MARRIAGE 1 - KEKUATAN PUJIAN DALAM PERKAWINAN

Sepasang suami istri mendatangi seorang konselor untuk meminta nasihat.  Tidak lama setelah mereka duduk, mereka terlibat dalam debat serius saling mengkritik menganjurkan agar sekarang mereka mengatakan kepada satu sama lain hal-hal positif yang mereka temukan dalam diri pasangannya.  Mereka terdiam.

Kemudian kepada mereka masing-masing diberikan pena dan secarik kertas dan diminta untuk menulis sesuatu yang pantas disanjung dalam diri pasangannya.  Tak satu pun dari mereka yang menulis.  Mereka hanya duduk dan menatap kertas.  Setelah berlangsung beberapa saat, sang suami mulai menulis sesuatu.  Kemudian istrinya menyusul menulis - dengan cepat dan geram.

Akhirnya mereka berhenti menulis.  Suasana kembali hening.  Sang istri menyerahkan kertasnya kepada konselor.  Konselor menyerahkannya kembali dan mengisyaratkan agar ia menyerahkan langsung kertas itu kepada suaminya.  Ia dengan penuh keengganan mendorong kertas itu menyeberang sampai ke tengah meja.  Sang suami menyambarnya dan sebaliknya, sang suami pun menyerahkan kertasnya kepada istrinya.

Mereka secara bergantian mulai membaca isi kertas yand ditulis pasangannya.  Konselor hanya memperhatikan.  Segera air mata mengalir di pipi sang istri.  Ia meremas-remas kertas dalam genggamannya dan mendekap dengan erat.  Hal itu membuktikan bahwa ia sangat menghargai penyingkapan tiba-tiba atas kebaikan-kebaikan yang diungkapkan oleh suaminya.  Tidak ada sesuatu pun yang perlu dikatakan lagi.  Pujian telah menyembuhkan seribu luka batin.

Suami istri itu pergi sambil bergandengan tangan.

(Carlos Valles)

No comments:

Post a Comment