Asumsi yang salah dapat mengarah kepada kesimpulan yang salah,
dan kesimpulan yang salah dapat mengarah kepada tindakan yang salah. Dalam
beberapa kasus, kita bisa menertawakan akibat dari asumsi kita yang salah.
Dalam beberapa kasus yang lain, asumsi yang salah bisa mematikan.
Sebagian besar dari kita hidup dengan beberapa asumsi yang
salah. Orang tua kita, guru kita, kebudayaan kita, media, memberikan input
kedalam hidup kita. Dan beberapa dari input tersebut adalah asumsi yang salah.
Sebagai contoh, banyak orang muda memiliki asumsi yang salah
bahwa pernikahan yang baik itu dibangun di atas cincin berlian, perasaan yang
enak dan kesesuaian. Asumsi yang salah seperti itu mengarah kepada kesimpulan
yang salah, bahwa tidak ada hal lainnya yang diperlukan untuk membangun sebuah
pernikahan yang baik. Akibatnya adalah tidak adanya tindakan setelah pernikahan,
yang sering mengarah kepada kekecewaan dan bahkan perceraian.
Di sisi lain mereka yang sudah menikah dan memiliki pernikahan
yang baik mengetahui bahwa kerja keras, pengampunan dan pengorbanan diri
haruslah menjadi bagian dari persamaan untuk sebuah pernikahan yang baik.
Asumsi yang salah mengarah kepada kesimpulan yang salah, dan akhirnya mengarah
kepada tindakan yang salah.
No comments:
Post a Comment