Friday 5 June 2015

KERENDAHAN HATI SEPERTI PADI

Suatu hari seorang tua berbadan bungkuk dan seorang pemuda tegap bertemu.  Pemuda itu mengolok orang tuat itu, katanya, "Mengapa Anda tidak berjalan tegak, seperti aku?  Itulah satu-satunya cara mencegah penuaan.  Ini hanyalah soal kebiasaan - setidak-tidaknya itulah yang dikatakan kepada saya."

Orang tua itu menatapnya dengan belas kasihan dan berkata, "Sahabat mudaku, pernahkan engkau melihat ladang padi dan memperhatikan bulir-bulir mana yang merunduk dan mana yang tegak lurus?  Jika mengamati ketika musim panen hampir tiba, engkau akan melihat bahwa bulir-bulir yang kosong berdiri tegak dan tinggi.  Tetapi bulir-bulir yang membuat panen berhasil adalah bulir-bulir yang berisi dan merunduk.

Orang muda itu mendengar semuanya itu dan pergi sambil menundukkan kepalanya.  Pemuda tersebut pergi sambil bermenung berkali-kali atas apa yang dikatakan orang tua itu kepadanya.

Seringkali manusia lupa akan dirinya sendiri dan merasa lebih baik dari orang lain, dan itu membuat manusia itu menjadi sombong.  Dalam kehidupan ini, kita perlu menyadari kalau semua yang kita miliki, termasuk hidup kita, adalah karena kasih karunia Tuhan.  Oleh karena itu, Tuhan tidak mencari mereka yang sombong dan sepertinya tidak memerlukan Tuhan; tetapi Tuhan mencari mereka yang hidup dengan penuh kerendahan hati.  Kerendahan hati akan membawa setiap manusia untuk bisa bertemu dengan Tuhan dan merasakan setiap kebaikan yang Tuhan sudah limpahkan dalam setiap kehidupan kita.

"Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah, kamu yang mencari Allah, biarlah hatimu hidup kembali!" (Mazmur 69:33)

No comments:

Post a Comment