Dr. John Trent menceritakan kisah sepasang suami istri di Texas Batar. Istrinya, Betty, dulunya sangat atletis, dan pernah menjadi cheerleader dan sangat populer di sekolah. Sekarang dia berumur 55 tahun dan telah datang ke Dr. Trent untuk meminta pertolongan medis. Badannya mengalami kesakitan dan sendi-sendinya mulai membengkak.
Setelah memeriksa dia, Dr. Trent mengatakan bahwa dia mengidap rematik artritis dan tidak ada obatnya. Betty duduk dan menangis beberapa saat dan memikirkan masa depannya. Lalu suaminya masuk ke ruangannya dan duduk di sebelahnya.
Betty berkata, "Rusty, kamu harus menceraikan saya. Saya tidak bisa menjadi istrimu lagi. Saya merasakan kesakitan setiap kali bergerak, dan saya pun sampai tidak bisa memegang tanganmu. Untuk kebaikanmu kamu memerlukan seorang wanita yang benar-benar mencintaimu. Mengapa tidak kamu meminta untuk bercerai dan saya akan menjalani hidup ini sendirian?
Dr. Trent berkata, "Rusty duduk di samping Betty. Dia memandang Betty dan berkata, 'Betty, bisakah kamu tersenyum?' Tentu tidak sakit untuk tersenyum, bukan?" Dia berkata, "Itulah yang saya butuhkan, hanya senyuman. Sebetulnya, saya tidak bahkan tidak memerlukan senyuman. Yang saya inginkan adalah dirimu sendiri."
Pernikahan adalah suatu komitmen untuk menerima pasangan kita apa adanya. Pernikahan juga bukanlah suatu sarana supaya kita bisa menuntut pemberian, perlakuan dan pelayanan dari pasangan kita. Pernikahan adalah komitmen untuk memberi, memperlakukan dan melayani pasangan kita. Jika kita memegang prinsip ini, kehidupan pernikahan kita akan dipenuhi dengan kasih yang saling menguatkan dan saling membangun.
No comments:
Post a Comment