Friday, 10 June 2016

MARRIAGE 25: PENYESALAN THOMAS CARLYLE

Thomas Carlyle menikahi sekretarisnya, yang terus bekerja dengan dia dalam menyelesaikan tulisan-tulisannya.  Istrinya terus membantu Thomas sampai akhirnya istrinya sakit.  Istrinya mengidap kanker yang terus menggerogoti kesehatannya.  Akhirnya istrinya harus terus terbaring di tempat tidur.  Carlyle mengasihi dia tetapi dia tidak pernah meluangkan waktu lama dengan istrinya.

Akhirnya istrinya meninggal dunia, dan mereka melakukan upacara pemakaman.  Setelah acara pemakaman, Carlyle pulang ke rumah dengan keadaan tergoncang.  Dia duduk di kursi di sebelah ranjangnya, dan menyadari kalau dia tidak meluangkan banyak waktu bersama dengan istrinya.  Pada waktu melihat buku harian istrinya, dia menjadi tersentak.  Istrinya menulis, "Kemarin dia meluangkan waktu satu jam bersama dengan saya.  Rasanya seperti di surga.  Saya sangat mengasihinya."

Carlyle membaca halaman demi halaman, dan lalu dia langsung pergi ke luar.  Teman-temannya menemukan dia tersungkur di makam istrinya.  Sambil menangis, dia terus berkata, "Kalau saja saya tahu, kalau saja saya tahu."

Dikatakan, kalimat yang paling sedih dari sastra Inggris tulisan Carlyle dalam buku hariannya, "Oh, kalau saja saya memiliki waktu tiap menit di sampingmu, saya akan menjelaskan semuanya."

Waktu adalah pemberian yang penting dalam hubungan dalam keluarga.  Seringkali kehidupan kita terlalu sibuk oleh urusan-urusan lainnya, dan akhirnya kita mengorbankan waktu untuk keluarga kita.  Marilah kita melihat kembali prioritas dalam kehidupan kita, dan bertanya apakah yang terpenting dalam kehidupan kita.  Jika kita memiliki prioritas yang benar, waktu dengan keluarga tidak akan kita abaikan.

No comments:

Post a Comment