Thursday, 30 June 2016

MARRIAGE 31: TELINGA YANG MENDENGARKAN

Meskipun orang Indian tidak mempunyai bahasa tertulis sebelum mereka bertemu dengan orang kulit putih, mereka sudah mempunyai bahasa tersendiri.  Seringkali kata-kata dari bahasa Indian memberikan gambaran yang lebih indah.  Di salah satu bahasa Indian, contohnya, kata 'sahabat' di gambarkan sebagai 'seseorang yang menggendong kesedihan saya di pundaknya.'

Seorang sahabat atau anggota keluarga yang datang kepada anda untuk mendapatkan penghiburan, atau mungkin meminta pendapat kita, seringkali lebih menginginkan kehadiran kita, telinga kita yang bersedia mendengarkan dan perhatian kita.

Seorang pria yang baru saja menikah menemukan hal ini setelah pernikahannya.  Istrinya seringkali begitu pulang ke rumah setelah seharian bekerja, menceritakan permasalahan-permasalahan pekerjaannya.  Tanggapan dari suaminya adalah dengan memberikan solusi dan saran untuk menyelesaikan permasalahannya.  Istrinya akhirnya mengatakan, "Saya sudah menyelesaikan semua permasalahan hari ini."  Suaminya lalu bertanya, "Lalu untuk apa kamu menceritakan semua permasalahanmu?"  Dia menjawab "Saya tidak memerlukan 'Tuan yang bisa menyelesaikan semuanya.'  Saya hanya memerlukan telinga yang mengasihi."

Seorang sahabat yang menyediakan tempat perlindungan baik secara fisik dan emosional tanpa selalu mencoba menyelesaikannya adalah tempat perlindungan yang baik.  Seringkali kita memerlukan seorang yang bisa mendengarkan dan mengerti kehidupan dan permasalahan kita.  Biarlah kita bisa menjadi sarana di mana Tuhan bisa memakai telinga kita untuk menunjukkan kasih dan perhatian Tuhan kepada mereka.

No comments:

Post a Comment